Minggu, Oktober 19, 2025
spot_img
BerandaNasionalAhli Gizi Soroti Program Makan Bergizi Gratis, SPPG Polri Dijadikan Contoh

Ahli Gizi Soroti Program Makan Bergizi Gratis, SPPG Polri Dijadikan Contoh

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi perhatian. Dalam diskusi “Dinamika dan Harapan Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), para pakar kesehatan memberikan sejumlah masukan terkait pelaksanaan MBG.

Prof. Tjandra Yoga Aditama, pakar kesehatan dari Universitas Yarsi, menekankan pentingnya evaluasi untuk mencegah keracunan makanan.

“Nomor 1 tentu evaluasi keracunan ya. Dan kita sudah punya banyak pengalaman, apa yang bisa kita lakukan dan saya yakin banyak yang bisa kita lakukan supaya keracunan ini tidak terjadi lagi kalau tidak diminimalisir,” kata Tjandra dalam diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Ia juga menekankan perlunya meninjau kembali kandungan gizi makanan dalam MBG agar program berjalan sesuai tujuan.

“Sekalianlah evaluasi status gizinya bagaimana. Apakah status gizi makanan yang ada ini cukup baik? Ada juga orang yang protes ini gak bagus, ada cuma wortel sama beginilah. Jadi sekalian evaluasi yang kedua itu. Status gizinya, karena ujung-ujungnya ini kan maunya makanan bergizi,” jelas dia.

Tjandra menyarankan pemerintah meninjau berbagai opsi pendanaan dan distribusi MBG, termasuk melibatkan pihak internal sekolah atau pemerintah daerah.

“Jadi kalau saya usul, cobalah dilihat beberapa opsi itu, berbagai kemungkinan. Saya nggak bilang itu bagus atau nggak, tapi ada bagusnya dibuka berbagai kemungkinan untuk lihat mana yang kira-kira lebih cocok untuk Indonesia atau satu sistem atau berbagai sistem,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menilai SPPG Polri dapat menjadi role model karena standar kebersihan yang diterapkan sangat tinggi.

“Nah ini, ini Polri ya. Jadi pada bulan Juni, ini sudah ada perwakilan Kementan ke SPPG Polri ini. Dan mereka bilang luar biasa higienis,” ucapnya.
“Salah satu contoh evaluasi yang pertama tadi. Jadi untuk penjaga keracunan makanan, ini salah satu contoh yang bisa kita pakai,” sambung dia.

Ahli gizi Persagi, Marudut Sitompul, menekankan pentingnya pemanfaatan kearifan lokal dalam pemilihan bahan makanan MBG agar menu tetap bergizi.

“Kearifan lokal itu menjadi utama. Pangan lokal itu penting dan harus tersedia di daerah. Jadi tidak setiap daerah harus menggunakan beras atau nasi,” ujar Marudut.

Ia menjelaskan bahwa standar gizi MBG sudah diatur dalam Perpres Nomor 83 Tahun 2024, namun masih memberi fleksibilitas dalam pemilihan bahan pangan lokal.

“Ada master menu yang menjadi acuan. Tapi tiap daerah bisa menyesuaikan jenis makanannya asal kandungan gizinya tetap terpenuhi. Misalnya, kalau kangkung tidak ada, bisa diganti bayam. Kalau di sana biasa makan sagu, silakan gunakan sagu,” jelasnya.

Dari sisi keamanan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan seluruh SPPG akan menerapkan rapid test sebelum distribusi makanan, mencontoh penerapan di SPPG Polri.

“Pertama, seluruh bangunan yang dibangun oleh Polri itu kan standarnya bagus ya. Kemudian, yang kedua, mereka melakukan rapid test sebelum makanan itu diedarkan,” kata Dadan Hindayana di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).“Instruksi presiden bahwa seluruhnya nanti akan melakukan seperti itu,” ujarnya.

Dengan penerapan standar gizi dan keamanan yang ketat, MBG diharapkan dapat berjalan optimal, aman, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments