BALIKPAPAN – Menanggapi kabar kelangkaan beras yang beredar di masyarakat, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud bersama Wakil Wali Kota Bagus Susetyo dan jajaran OPD melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang distributor dan pusat ritel, Senin (11/8).
Lokasi yang disasar antara lain Yova Supermarket, gudang UD Gunung Sari, dan Toko Aulia Sepinggan. Dari hasil pengecekan, stok beras di Balikpapan dinyatakan aman. “Memang ada keterbatasan pada jenis premium, namun untuk beras medium masih banyak tersedia di pasar modern maupun tradisional,” jelas Rahmad.
Pemkot mencatat, stok di gudang Bulog mencapai 8.000 ton. Sementara di Yova tersedia 3,6 ton dan di gudang UD Gunung Sari sebanyak 75 ton. Rahmad menilai faktor panen dan temuan beras campuran menjadi penyebab melambatnya distribusi di beberapa daerah.
Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan pembelian berlebihan. “Jangan panic buying. Stok cukup, dan kami akan terus berkoordinasi dengan Bulog dan distributor agar distribusi tetap lancar,” tegasnya.
Pemerintah juga akan menindak distributor yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Satgas Ketahanan Pangan telah dikerahkan untuk mengawasi peredaran dan harga beras di pasaran.
Direktur PT Yova Maju Sentosa, Jeffry Yova Cahyali, mengakui sempat terjadi kekosongan stok selama 3–4 hari, namun kini persediaan kembali normal dan diperkirakan cukup untuk lebih dari seminggu. Pembelian pun dibatasi agar pasokan merata.
Hal senada diungkapkan pemilik UD Gunung Sari, Yudi Hartanto. Stok 75 ton beras di gudangnya diproyeksikan bertahan 2–3 minggu. “Pembelian besar akan kami batasi, karena panic buying bisa menghabiskan stok dalam hitungan jam,” ujarnya. Untuk harga, beras premium ukuran 25 kg dijual Rp 395.000, sedangkan kemasan 5 kg seharga Rp 81.000.
Pemkot Balikpapan memastikan langkah pengawasan, pembatasan pembelian, dan koordinasi lintas pihak akan terus dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras di pasaran.